Jumat, 05 Juli 2013

Berangkat Umroh

Ilustrasi diambil dari SINI
Pagi tadi ibu saya berangkat umroh. Baginya, ini adalah umroh yang kedua kalinya. Umroh pertama dilakukan sekitar dua tahun yang lalu.

Tiga kali sudah Ibu pergi ke Tanah Suci, ditemani oleh orang yang berbeda-beda.

Ibu menginjak Tanah Suci pertama kali pada tahun 1991. Didampingi Ayah, belahan jiwanya yang tercinta. Kala itu usia saya baru 11 tahun. Sekitar 40 hari mereka pergi meninggalkan rumah untuk melaksanakan ibadah haji. Waktu yang terasa lama sekali bagi saya yang masih bocah dan tak memiliki sosok lain untuk dirindukan setiap hari kecuali Ibu dan Ayah.

20 tahun kemudian, Ibu kembali menjejakkan kaki di Tanah Suci. Kali itu, belahan jiwanya telah 11 tahun berpulang. Ibu pergi umroh bersama salah seorang adiknya. Ketika ibu pamit untuk berangkat, benak saya dipenuhi berbagai pertanyaan. Bagaimana perasaan ibu setibanya di sana? Tentu teringat pada Ayah, yang dua puluh tahun yang lalu menemaninya masih dengan raga segar-bugar, namun kini jasadnya telah berkalang tanah. Saya pun membayangkan wajah ibu yang basah oleh air mata: rasa sedih, gembira, dan haru bercampur menjadi satu.

Dan pagi tadi, dini hari sekali, ibu kembali pergi umroh. Ibu berangkat ke Tanah Suci bersama salah seorang kakaknya dan seorang pembantu yang telah mengabdi pada keluarga kami sejak usia saya masih empat tahun.

Kemarin, saya telah menitipkan doa pada Ibu untuk dipanjatkan di Tanah Suci. Dua buah doa yang teramat penting. Salah satunya, agar saya dimudahkan untuk segera pergi umroh bersama keluarga. Ya, ya, betapa inginnya saya segera menginjakkan kaki di Tanah Suci. Kaki ini harus terlebih dahulu berada di tanah tempat berdirinya Ka’bah, sebelum menjejakkan kaki di kota-kota lainnya di dunia. Entah bagaimana caranya. Semoga Allah segera tunjukkan jalan.

Kemarin Ibu telah pula berwasiat. Tentang warisan untuk saya, adik, dan kakak. Saya lihat matanya berkaca.

Dalam perjalanan pulang dari rumah Ibu, saya merenung. Bersama siapa kelak saya akan menginjakkan kaki di Tanah Suci? Satu kali, dua kali, atau berkali-kali? Dengan jalan apa? Kapan? Bagaimana rasanya? Dan berbagai pertanyaan yang belum saya tahu jawabannya. Semua rahasia Allah, yang tak ada jalan untuk mengetahui jawabannya kecuali bersabar hingga waktu yang akan mengantarkan saya pada jawaban itu.

Selamat melaksanakan ibadah umroh, Ibu. Tak terbayangkan di indahnya berada di sana. Semoga kembali ke tanah air dengan sehat dan selamat. Aamiin ya Robbal aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...