Jumat, 13 Februari 2015

OVEN

Kemudahan dari Allah, kadang saya jadikan patokan untuk "menerawang" apakah Dia ridho dengan apa yang saya lakukan.Waktu baru pindah ke Surabaya, saya kangen baking. Padahal, sudah tidak punya oven. Saya lantas berusaha meminjam ke tante saya. Ternyata, bukan hanya dipinjami. Oven tangkring (otang) jadul itu dihadiahkannya kepada saya.

Ketika mulai bergiat menjadikan baking sebagai sumber mata pencaharian, otang jadul itu luar biasa manfaatnya.Saat omzet semakin naik, satu otang jauh dari cukup. Tanpa saya minta, seorang teman menawari meminjamkan otangnya.


Beberapa bulan produksi dilakukan dengan menggunakan dua otang. Ketika permintaan pie susu semakin bertambah, mulai terasa kelemahan si otang. Di samping kapasitasnya kecil, durasi memanggang juga lama. Saya mulai mendambakan punya oven gas.

Saat sedang browsing cari oven gas yang ramah di kantong, mata saya tertumbuk pada foto sebuah oven gas yang terasa familiar. Oven gas itu mirip sekali dengan milik tante saya yang lain, yang pernah saya lihat di rumah Nenek, tergeletak begitu saja, tidak digunakan. Saya lantas mengontak tante saya, menanyakan apakah ia bermaksud menjual oven gas itu. Apa jawabannya? "Oven itu tidak Tante jual. Tapi kalau kamu perlu, pakai saja." Saya menangkap makna bahwa oven yang baru dua kali dipakai itu dipinjamkannya pada saya. Belakangan, tante saya lantas menegaskan, "Itu oven, buat kamu saja. Kenang-kenangan dari Tante." Aah, kepingin nangis rasanya, saking terharunya.

Jika sedang lemah dan putus asa dengan perjuangan membesarkan usaha kue kami, saya akan mengenang kembali dua buah oven bersejarah itu. Dua buah oven, yang pada setiap potong roti atau kue yang dihasilkannya, ada cipratan pahala (insyaAllah) untuk kedua tante saya yang baik hati. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan pada mereka, aamiin ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...